PENYUSUNAN USULAN/PROPOSAL PTK
dikutip dari Susanto SHI
Pada umumnya kerangka usulan PTK terdiri dari:
•Judul PTK
•Bab Pendahuluan
•Bab Kajian/Tinjauan Pustaka
•Bab Metode Penelitian
•Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (misalnya: jadwal penelitian, sarana
pendukung pembelajaran dalam setiap kegiatan penelitian, kelayakan
pembiayaan).
•Judul PTK
•Bab Pendahuluan
•Bab Kajian/Tinjauan Pustaka
•Bab Metode Penelitian
•Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (misalnya: jadwal penelitian, sarana
pendukung pembelajaran dalam setiap kegiatan penelitian, kelayakan
pembiayaan).
A. JUDUL PTK
Judul hendaknya singkat (biasanya tidak lebih dari 15 kata), spesifik, cukup
jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi
masalah, dan tempat penelitian. Kalau judul terlalu panjang, dapat ditulis pokok
judul dan ditambah subjudul yang menunjukkan secara lebih rinci subyek penelitian
seperti di kelas berapa, tahun berapa, di sekolah mana, dll.
Contoh:
Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Model Belajar Kelompok
Kooperatif di Kelas VI SD NEGRI 2
Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Model Belajar Kelompok
Kooperatif di Kelas VI SD NEGRI 2
Meminimalkan Kesalahan Siswa
dalam Menggunakan Derivatif Bahasa Inggris
melalui Pola Latihan Berjenjang di SMP NEGERI 2
Peningkatan Kreativitas Siswa melalui Model Pembelajaran CTL dalam
Proses Belajar Matapelajaran Kimia di SMA Negeri 1
Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan
Ketrampilan Siswa pada Matapelajaran TIK di SMP Negeri 2
B. BIDANG KAJIAN
Bidang kajian yang ditulis merupakan bidang kajian yang sesuai dengan
masalah yang akan diteliti, dapat mengacu pada cakupan masalah PTK seperti
dijelaskan pada bagian sebelumnya atau mengacu hal yang digariskan
‘penyelenggara PTK’.
masalah yang akan diteliti, dapat mengacu pada cakupan masalah PTK seperti
dijelaskan pada bagian sebelumnya atau mengacu hal yang digariskan
‘penyelenggara PTK’.
C. PENDAHULUAN
Pendahuluan menjelaskan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan
Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian.
Latar Belakang Masalah berisi masalah PTK yang diangkat: (1) Jelas dan bukan
hasil kajian teoretik, (2) Nyata terjadi di sekolah, berdasarkan pengamatan guru
atau tenaga kependidikan di sekolah, dan (3) Dapat terinspirasi dari hasil penelitian
terdahulu, tetapi digali dari permasalahan pembelajaran yang faktual.
Masalah harus bersifat penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat
dilaksanakan (ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya), Identifikasi
masalah disertai data pendukung. Masalah dianalisis untuk menentukan akar
penyebabnya.
Contoh Latar Belakang Masalah :
Pembelajaran Bahasa Inggris selalu mengacu pada Kurikulum Bahasa Inggeris yang
berlaku. Berdasarkan atas laporan Guru bahasa Inggris, Kurikulum Bahasa Inggris
sama sekali tidak menyentuh pelajaran derivatif atau perubahan bentuk kata yaitu
dari kata sifat ke dalam kata benda atau sebaliknya. Namun dalam pelajaran
menulis, siswa dituntut menggunakan kata tersebut. Guru menyatakan bahwa 80%
ketrampilan menulis siswa didukung oleh penggunaan kata derivatif tersebut.
Ketidakpernahan menggunakan derivatif mengakibatkan banyaknya kesalahan
siswa
Contoh Latar Belakang Masalah tanpa data pendukung
Banyak konsep-konsep matematika yang masih sulit dipahami siswa Sekolah dasar.
Hal ini semestinya tidak perlu terjadi karena Guru sudah mengajar dengan baik,
akan tetapi nilai siswa masih juga rendah. Rendahnya pemahaman siswa terhadap
konsep matematika di Sekolah Dasar merupakan suatu masalah karena akan
berdampak pada penguasaan konsep matematika di jenjang berikutnya.
Contoh Latar Belakang Masalah dengan data pendukung
………………..
2 + 4 = 6;
3 5 8
Fenomena di atas juga merupakan gambaran yang terjadi di Sekolah dasar Negeri
30 Poasia Kendari. Hasil perbincangan dengan Guru kelas V Sekolah Dasar Negeri
30 Poasia Kendari saat dilakukan studi awal pada tanggal 10 Pebruari 2005
diperoleh informasi bahwa masih banyak konsep matematika yang sulit dipahami
siswa, antara lain konsep KPK dan FPB, konsep luas bangun datar, konsep
pengukuran, konsep pangkat, konsep akar. Berdasarkan pengamatan Guru, siswa
kelas V Sekolah dasar Negeri 30 Poasia Kendari masih sulit menentukan KPK dan
FPB dari dua bilangan atau lebih, masih ada yang menjawab masih banyak siswa
yang tidak dapat menentukan hasil -4+9; masih ada yang menjawab 23=6 dan
sebagainya.
30 Poasia Kendari. Hasil perbincangan dengan Guru kelas V Sekolah Dasar Negeri
30 Poasia Kendari saat dilakukan studi awal pada tanggal 10 Pebruari 2005
diperoleh informasi bahwa masih banyak konsep matematika yang sulit dipahami
siswa, antara lain konsep KPK dan FPB, konsep luas bangun datar, konsep
pengukuran, konsep pangkat, konsep akar. Berdasarkan pengamatan Guru, siswa
kelas V Sekolah dasar Negeri 30 Poasia Kendari masih sulit menentukan KPK dan
FPB dari dua bilangan atau lebih, masih ada yang menjawab masih banyak siswa
yang tidak dapat menentukan hasil -4+9; masih ada yang menjawab 23=6 dan
sebagainya.
Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah
Perumusan masalah disusun berbentuk rumusan PTK, ada alternatif tindakan
yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator
keberhasilan tindakan, menggunakan kalimat tanya, dengan mengajukan alternatif
tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan
mengajukan indikator keberhasilan tindakan, dan cara pengukuran serta cara
evaluasinya. Dalam Perumusan Masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan
lingkup yang menjadi batasan penelitian.
Contoh Perumusan Masalah:
Bagaimanakah penerapan pembelajaran remidial di sekolah untuk meningkatkan
pemahaman konsep ………?
Bagaimanakah meminimalkan kesalahan siswa kelas II SMA dalam menggunakan
derivatif Bahasa Inggris melalui Pola Latihan Berjenjang?
Dapat pula rumusan masalah diuraikan lebih rinci, misalnya:
Bagaimana penerapan pembelajaran berbantuan benda kongkrit untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas 3 SD Negeri 2 OKU dalam menghitung
bilangan pecah?
Apakah dengan penerapan pembelajaran berbantuan benda kongkrit dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas 3 SD Negeri 13 OKU.
Apakah dengan penerapan pembelajaran berbantuan benda kongkrit dapat
meningkatkan rasa senang siswa kelas 3 SD Negeri 10 OKU dalam belajar?
derivatif Bahasa Inggris melalui Pola Latihan Berjenjang?
Dapat pula rumusan masalah diuraikan lebih rinci, misalnya:
Bagaimana penerapan pembelajaran berbantuan benda kongkrit untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas 3 SD Negeri 2 OKU dalam menghitung
bilangan pecah?
Apakah dengan penerapan pembelajaran berbantuan benda kongkrit dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas 3 SD Negeri 13 OKU.
Apakah dengan penerapan pembelajaran berbantuan benda kongkrit dapat
meningkatkan rasa senang siswa kelas 3 SD Negeri 10 OKU dalam belajar?
Pemecahan Masalah berisi: uraian alternatif tindakan yang akan dilakukan
untuk memecahkan masalah, sajian argumentasi logis terhadap pilihan tindakan,
kesesuaiannya dengan masalah, kemutakhirannya, keberhasilannya dalam
penelitian sejenis berdasarkan teori atau wawancara dengan ahli
Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan ketepatannya dalam
mengatasi akar penyebab permasalahan dan dirumuskan dalam bentuk tindakan
(action) yang jelas dan terarah. Indikator keberhasilan tindakan harus realistik dan
dapat diukur (jelas cara asesmennya). Hipotesis tindakan dikemukakan bila
diperlukan. Apabila diajukan hipotesis, dapat dinyatakan dalam rumusan dengan
kata “jika … maka…”,
contohnya sebagai berikut:
Jika siswa SD kelas 3 SD Sabilillah dibelajarkan dengan bantuan benda kongkrit
dalam menghitung bilangan pecah maka aktivitas belajarnya akan meningkat; Jika
siswa SD kelas 3 SD Sabilillah dibelajarkan dengan bantuan benda kongkrit dalam
menghitung bilangan pecah maka rasa senang belajarnya akan meningkat; Jika
siswa SD kelas 3 SD Sabilillah dibelajarkan dengan bantuan benda kongkrit dalam
menghitung bilangan pecah maka kemampuan menghitung bilangan pecah akan
meningkat.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan secara singkat dan jelas berdasarkan
permasalahan dan cara pemecahan masalah yang dikemukakan, menggambarkan
hasil yang akan dicapai.
Contoh Tujuan Penelitian
Menerapkan pembelajaran remidial di sekolah untuk meningkatkan pemahaman
konsep learning dalam mata pelajaran Bahasa Inggeris.
Meminimalkan kesalahan siswa dalam mengubah bentuk kata bahasa Inggeris
(derivatif) dari kata sifat ke kata benda atau sebaliknya melalui pola latihan
berjenjang.
Meningkatkan kemampuan siswa kelas II IPA SMA dalam menggunakan derivatif
kata sifat dari kata kerja dalam pelajaran menulis.
Meningkatkan pemahaman konsep matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri 30 Poasia Kendari melalui model konstruktivis.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diuraikan secara jelas dan sistematis, sehingga tampak
manfaatnya bagi siswa, Guru, dan komponen pendidikan terkait di sekolah.
Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.
Manfaat penelitian diuraikan secara jelas dan sistematis, sehingga tampak
manfaatnya bagi siswa, Guru, dan komponen pendidikan terkait di sekolah.
Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.
Contoh Manfaat Penelitian
Bagi Guru: melalui PTK ini Guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang
bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran serta
meminimalkan kesalahan siswa dalam mengubah bentuk kata bahasa Inggeris
(derivatif) dari kata sifat ke kata benda
Bagi siswa: hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang bermasalah dalam
mengubah kata benda menjadi kata sifat
Bagi Sekolah: hasil penelitian ini membantu memperbaiki pembelajaran bahasa
Inggris di sekolah
Untuk memudahkan dalam menuliskan secara rinci hal-hal di atas, sebaiknya
ditetapkan pokok-pokok pikirannya. Contoh pada Tabel 1. mudah-mudahan dapat
membantu.
ditetapkan pokok-pokok pikirannya. Contoh pada Tabel 1. mudah-mudahan dapat
membantu.
Selanjutnya : Kajian Teori / Kajian Pustaka ..........
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !